SELAIN IQ, BEKALI ANAK DENGAN EQ DAN SQ JUGA

 

Siapa yang tak ingin melihat anaknya sukses dan berhasil?? Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil. Memiliki anak yang cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Pengertian cerdas sebenarnya sangat beragam. Tapi biasanya, untuk mengukur kecerdasan anak orang tua mengajak si kecil untuk mengikuti tes IQ. masi banyak orang tua yang berpikir bahwa kecerdasan akademis/ intelligent quotient (IQ) adalah satu-satunya kunci kesuksesan seorang anak. Padahal kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ)  anak pun tak kalah pentingnya.

IQ merupakan bentuk kemampuan individu untuk berpikir, mengolah dan menguasai lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara terarah. Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis. Kecerdasan emosi atau yang dikenal sebagai emotional quotient (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, mengontrol dan mengeksepresikan emosi. Hal ini membantu seseorang dalam berkomunikasi, bernegosiasi dan mengembangkan pola pikir jernih.

Perkembangan kecerdasan emosi penting untuk anak agar ia dapat belajar untuk melakukan hal-hal berikut:

  1. Mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata
  2. Memahami emosi orang lain (contohnya, menepuk pundak temanyang sedang kesakitan untuk memberikan dukungan moral)
  3. Mengontrol emosi negatif ketika menghadapi situasi sulit
  4. Mengalahkan rasa takut ketika berhadapan dengan orang atau kondisi baru
  5. Menenangkan diri dalam kondisi stress
  6. Mengontrol rasa marah dan belajar dari kesalahan ketika menghadapi kegagalan.

Kecerdasan emosi berhubungan erat dengan kesuksesan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Anak harus belajar mengutarakan dan menerima peasan emosi, sehingga ia dapat merasa lebih puas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain terutama di tempat baru.

Selain itu, kecerdasan emosi berhubungan dengan kesuksesan anak di sekolah. Kemampuan anak untuk memahami emosi diri dan orang lain serta mengekspresikan emosi dengan cara sehat dapat menciptakan pengalaman yang baik di sekolah. Sebagai contoh, anak usia pra sekolah yang kurang memahami emosi dapat trlihat lebih agresif atau mengalami masalah dengan teman sebayanya.

Spiritual Quotient merupakan kecerdasan untuk berhubungan dengan penilaian dosa dan pahala serta aktivitas nya sesuai agama dan kepercayaannya. SQ menjadi spiritual relationship antara manusia dengan sang pencipta.

Menurut sejumlah pakar, kecerdasan spiritual (SQ) merupakan penentu kesuksesan seseorang. Karena kecerdasan ini menjawab berbagai macam pertanyaan mendasar dalam diri seseorang. Kecerdasan ini dapat dikatakan “Who I am” siapa diri saya? Dan untuk apa saya diciptakan. Penerapan kecerdasan spiritual ini sudah banyak diterapkan oleh sekolah-sekolah swasta. Salah satu contohnya pondok pesantren. Di dalam pendidikan pesantren, tingkat religious atau kecerdasan spiritual seseorang sangat diperhatikan oleh pengasuh. Salah satu contoh penerapannya adalah di pesantren tidak hanya pembelajaran formal saja yang diwajibkan namun amalan-amalan seperti shlat dhuha sangat dianjurkan. Karena hal ini menjadi dasar apa maksud dari Allah menciptakan diri manusia. Selain diperintahkan untuk belajar juga diperintahkan untuk bertaqwa dan menaati segala perintahNya. Karena ada ikhtiar tanpa do’a ibarat orang yang sombong.

 Oleh sebab itu, penting sekali bagi orang tua untuk memberi perhatian lebih bagi kecerdasan anak sejak dini. Berikan contoh yang baik pada anak karena anak cenderung senang meniru orang dewasa di sekitarnya. Dukung dan hibur anak ketika berhadapan dengan berbagai emosi. Melalui hubungan orang tua-anak yang kuat, anak dapat meraih rasa percaya diri dan berkomunikasi lebih baik tentang kebutuhannya.

Penerapan EQ, IQ san SQ dalam dunia pendidikan merupakan 3 perpaduan yang sangat berkesinambungan.